April 25, 2010

i-CHAT, Portal Aplikasi untuk Tunarungu



JAKARTA, KOMPAS.com - PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) bekerja sama dengan Federasi Nasional untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (FNKTRI)dan Yayasan Akrab (Aku Bisa Mendengar dan Bicara) meluncurkan sebuah aplikasi dan portal untuk masyarakat, khususnya para guru Sekolah Luar Biasa (SLB) dan orang tua, dalam proses pembelajaran bahasa bagi anak tuna rungu. Portal bernama i-CHAT (I Can Hear And Talk) tersebut dapat diakses secara cuma-cuma.

Aplikasi yang resmi tersedia mulai Sabtu (17/4/2010) tersebut dibuat dalam dua mode yaitu mode offline, di mana user harus melakukan instalasi program pada komputernya dan mode online di mana user dapat menjalankan aplikasi dengan mengakses situs i-CHAT di http://www.i-chat.web.id. Saat ini portal tersebut baru memuat aplikasi i-CHAT secara online yang terdiri dari 5 modul, yakni Kamus, Abjad Jari, Bilangan, Tematik, dan Susun Kalimat.

Modul-modul pembelajaran selanjutnya masih dapat terus dikembangkan baik berupa aplikasi dengan game, animasi, video, maupun jurnal/artikel terkait pendidikan dan metode pembelajaran bagi anak tunarungu. Keseluruhan materi pembelajaran ini dapat dikemas dalam bentuk modul-modul dengan konsep e-learning. Pengembangan selanjutnya dari portal i-CHAT adalah membentuk forum, media social networking, dan konsep user generated content.

Selengkapnya...

April 03, 2010

Pentingnya Pendidikan Seks Pada Anak Kebutuhan Khusus



Vera Farah Bararah
Jakarta, Selama ini terapi yang diberikan pada anak-anak kebutuhan khusus seperti autis, sindrom Asperger dan lainnya sebatas terapi bicara dan okupasi agar si anak bisa berbicara, menulis, belajar dan bersosialisasi. Padahal pendidikan seks juga harus diajarkan pada anak kebutuhan khusus sejak dini.



"Pendidikan seks tidak selalu mengenai hubungan pasangan suami istri, tapi juga mencakup hal-hal lain seperti pemberian pemahaman tentang perkembangan fisik dan hormonal seorang anak serta memahami berbagai batasan sosial yang ada di masyarakat," ujar Dra Dini Oktaufik dari yayasan ISADD (Intervention Service for Autism and Developmental Delay) Indonesia dalam acara Tanya Jawab Seputar Autisme di Financial Hall Graha Niaga, Jakarta, Sabtu (3/4/2010).

Dini menambahkan hasrat seks merupakan suatu hal yang alamiah. Masa puber yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus terkadang datang lebih awal dari anak normal, tapi bisa juga datang lebih lama atau mengalami keterlambatan. Dalam hal ini anak akan mengalami perubahan hormonal dan juga perubahan fisik berbeda pada anak laki-laki dan perempuan.

"Pendidikan seks jarang sekali disinggung bila berbicara mengenai autisme, mungkin karena dianggap masih tabu. Padahal pendidikan seks yang baik dapat membantu mempersiapkan si anak menjadi individu dewasa yang mandiri," ujar Gayatri Pamoedji, SE, MHc pendiri dari MPATI (Masyarakat Peduli Autis Indonesia).

Jika pendidikan seks tidak diberikan sejak dini, maka nantinya bisa menjadi masalah baik dari sisi eksternal atau internal si anak, seperti mungkin saja anak jadi memiliki kebiasaan memegang kemaluan sendiri, suka menyentuh bagian privat orang lain, tidak siap menghadapi menstruasi, masturbasi atau mimpi basah yang dapat mempengaruhi emosinya dan juga tidak dapat menjaga kebersihan daerah kemaluannya.

"Karena itu pendidikan seks menjadi sangat penting dan sebaiknya sudah dimulai sejak anak berusia 3 tahun. Tapi tentu saja si anak juga harus diberikan pelatihan mengenai kepatuhan, pengertian mengenai pemahaman perubahan fisik dan hormonal yang terjadi serta mencermati perilaku seks," ujar Dini yang menjadi praktisi terapi perilaku.

Dini menambahkan dalam memberikan pendidikan seks pada anak sebaiknya anak mengenali bagian tubuh dirinya sendiri dan jangan pernah mengeksplor tubuh orang lain. Selain itu, orangtua harus waspada dalam memberikan pemahaman mengenai perubahan fisik yang terjadi. Sedangkan dalam memberikan pemahaman mengenai perubahan hormonal bisa melalui cerita yang mudah dimengerti, karena hormon tidak dapat terlihat secara visual.

"Dalam hal ini orangtua harus dengan sabar mengajarkan anak apa saja yang boleh dan tidak boleh dilihat saat sedang berbicara, anak memahami mana yang termasuk sentukah OK dan mana yang tidak serta anak diajari mengenai social circle, yaitu anak diberitahu siapa saja yang boleh mendapatkan peluk dan cium," ungkapnya.

Orangtua harus memiliki kesadaran bahwa masalah seksual kini semakin eksis, sehingga orangtua jangan hanya terpaku pada mind setting masyarakat mengenai pendidkan formal saja.

Anak dengan kebutuhan khusus juga memerlukan pendidikan mengenai seks, karena tanpa disadari mereka juga akan mengalami hal yang sama dengan anak normal lainnya. Sedangkan pada anak kebutuhan khusus terkadang memiliki kadar emosional yang tidak stabil, sehingga harus diajarkan secara bertahap.

"Pendidikan seks harus dimulai sejak dini, karena jika tidak dilakukan sejak awal maka ada kemungkinan anak akan mendapatkan banyak masalah seperti memiliki kebiasaan suka memegang alat kemaluan sebelum tidur, suka memegang payudara orang lain atau masalah lainnya," tambah Dini.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pendidikan mengenai seks pada anak kebutuhan khusus yaitu, orangtua lebih berperan dibandingkan dengan terapis, memberikan pendidikan berdasarkan tingkat pemahaman anak dan dengan kata-kata positif, membuat rekayasa suasana sebelum anak diekspos keluar, memiliki peraturan tersendiri, menggunakan kekuatan reward (hadiah) dan bukan kekuatan hukuman. Selengkapnya...

Februari 26, 2010

Bambang dan Perintisan SLB



Oleh: Mawar Kusuma
Saya bukan ahli (mendirikan SLB), melainkan orang yang kebetulan lebih dulu mengalami pahitnya perintisan SLB.
-- Bambang Suminto

KOMPAS.com - Bambang Suminto telanjur jatuh hati kepada anak berkebutuhan khusus. Mulai dari lemparan sepatu yang hampir mengenai kepala hingga pelukan sayang dari anak-anak itu biasa diterimanya. Bahkan, ketika sebagian orang "menyerah", Bambang tetap menaruh senyum di wajahnya. Rekan-rekannya, sesama guru sekolah luar biasa, sampai menjuluki dia sebagai "sang spesialis SLB".


Bambang memang dikenal sebagai pendamping perintisan SLB, terutama oleh para perintis SLB di daerah Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Selain merintis SLB Bakti Putra di Kecamatan Karangmojo, dia juga membidani lahirnya tiga sekolah luar biasa yang lain seperti SLB Suharjo Putra di Kecamatan Patuk, SLB Purworaharjo di Kecamatan Purwosari, dan SLB Krida Mulya di Kecamatan Rongkop.

Ia berperan besar dalam pertumbuhan hingga pengembangan 4 dari 6 SLB rintisan yang dikelola kelompok masyarakat di Gunung Kidul. Perintis SLB Suharjo Putra, Jotham Sungkowo Hardjo (61), bercerita, langkahnya untuk mendirikan SLB menjadi makin mantap setelah mendapat bantuan ilmu sekaligus tenaga dari Bambang.

Ketika Jotham mengatakan Bambang adalah satu-satunya rujukan untuk memulai perintisan SLB di Gunung Kidul, Bambang berkilah bahwa banyak orang seperti dia. Tetapi, jika dilihat dari sejarah perintisan SLB di Gunung Kidul, Bambang bisa dikatakan selalu berkutat di lapangan dan berusaha mengatasi beragam persoalan yang muncul pada perintisan awal SLB.

Ketika di wilayah Kabupaten Gunung Kidul hanya terdapat satu SLB, --kini menjadi SLB negeri,-- Bambang mulai membangun SLB rintisan tahun 1981. Kala itu, pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus masih merupakan hal yang ”aneh” di kalangan masyarakat setempat. Jangankan SLB, sekolah formal biasa pun masih langka.

"Saya bukan ahli (mendirikan SLB), melainkan orang yang kebetulan lebih dulu mengalami pahitnya perintisan SLB sehingga bisa membagikan ilmu perintisan kepada mereka yang tertarik merintis SLB," ujar Bambang.

Masyarakat antusias

Pertautannya dengan anak berkebutuhan khusus dimulai ketika Bambang diajak ayahnya, Kepala Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul, meninjau kondisi desa. Kala itu, Bambang melihat sebagian orangtua harus mengajak serta anak mereka yang penyandang tunanetra untuk bertani meskipun untuk mencapai sawah mereka harus naik-turun jurang. Maka, selulus dari sekolah guru pendidikan luar biasa di Surabaya, dia memilih pulang kampung untuk merintis SLB di Gunung Kidul.

Bambang pernah menggunakan rumahnya di Wonosari untuk menampung anak berkebutuhan khusus sebelum pindah ke Karangmojo. Setelah berdiskusi dengan aparat pemerintahan desa dan mendapat dukungan dari beberapa orangtua, dia mulai membuka kelas di Desa Ngawis, Karangmojo. Ia juga harus aktif mencari anak berkebutuhan khusus dari rumah ke rumah agar mereka bersekolah.

Pada 1982, Bambang lalu didaulat menjadi koordinator perintisan SLB Bakti Putra di Kecamatan Karangmojo. Saat itu, masyarakat antusias turut berpartisipasi merintis pendidikan luar biasa. Rintisan SLB ini juga mendapat dukungan dari kepala desa dan tokoh masyarakat. Jimpitan beras dari warga bahkan dialihkan untuk pendanaan operasional awal bagi SLB Bakti Putra.

Setelah 19 tahun menempati balai desa, SLB Bakti Putra bisa memiliki bangunan kelas yang dilengkapi asrama. Ketika SLB Bakti Putra mulai dinaungi yayasan sejak 1983, Bambang menjadi Kepala Sekolah Yayasan Bakti Putra.

Dia juga diangkat menjadi kepala sekolah negeri oleh pemerintah pada 1986. Dari awalnya hanya 12 anak berkebutuhan khusus yang bersekolah, kini SLB Bakti Putra menampung 57 siswa.

Namun, kesadaran orangtua di pedesaan untuk menyekolahkan anaknya yang berkebutuhan khusus ke SLB relatif masih rendah membuat Bambang tetap harus mendatangi rumah ke rumah. Ia juga berupaya menemukan anak-anak berkebutuhan khusus lewat sosialisasi ke dusun-dusun. Sosialisasi makin dia gencarkan, terutama menjelang tahun ajaran baru.

SLB lagi

Tahun 2005, Bambang mendampingi Jotham untuk perintisan SLB Suharjo Putra. Ia mengawal bagian terberat dari perintisan SLB, yakni meyakinkan warga dan mendapatkan izin dari pemerintah desa hingga dinas pendidikan.

Tak berhenti pada pendampingan perintisan SLB, Bambang ikut membidani lahirnya SLB Purworaharjo di Purwosari tahun 2006. Hal ini dilanjutkan dengan lahirnya SLB Krida Mulya di Rongkop.

"Saya sempat takut merintis SLB lagi karena tak mudah. Tetapi, saya tak bisa menolak panggilan itu karena, bagi saya, membantu anak-anak berkebutuhan khusus itu kental unsur kemanusiaannya," katanya.

Selain mendampingi perintisan awal, Bambang turut memantau perkembangan sekaligus mengusahakan kemajuan setiap SLB. Hingga kini, dia masih memainkan peran sebagai Dewan Pembina di SLB Purworaharjo dan Seksi Pendidikan di SLB Krida Mulya.

Ia bercerita, kendala klasik yang dihadapi SLB di pedesaan adalah dana dan keterbatasan guru. Mayoritas guru SLB berstatus honorer. Bambang pun harus berjuang keras mencari peluang pendanaan tanpa "menjual" kondisi anak-anak berkebutuhan khusus.

Karena itu, sering dia harus mengeluarkan uang dari kocek pribadi demi kelanjutan pendidikan para murid. Apalagi, pendidikan di semua SLB yang dibidani Bambang gratis. Untuk menutupi biaya operasional, ia mendapat bantuan dari para donatur, yang jumlahnya tak tetap.

"Saya ingin semua anak berkebutuhan khusus di Gunung Kidul bisa sekolah," kata Bambang menunjukkan tekadnya.

Jumlah SLB di Gunung Kidul sekarang ada delapan, dua di antaranya berstatus negeri. Ini masih belum sepadan dibandingkan dengan banyaknya anak berkebutuhan khusus, yang berdasarkan data 2008 berjumlah 900 orang.

"Kami berharap anak berkebutuhan khusus bisa mendapatkan kedudukan yang sama dengan anak normal, biar mereka tak rendah diri," kata Bambang, sambil menambahkan, masih ada anak berkebutuhan khusus yang belum terdata.

Dia yakin, sama seperti anak lain, setiap anak berkebutuhan khusus pun punya potensi yang berbeda-beda. Bambang mencontohkan, salah satu anak didiknya yang tunanetra kini menjadi guru SLB. Siswanya yang lain berhasil menjadi juara lomba matematika tingkat nasional.

Selengkapnya...

Februari 24, 2010

Temukan Rumus Angka Piramida, Remaja RI Disorot Media Jerman



Berlin - Seorang remaja Indonesia Ibrahim Handoko (15) mencuri perhatian media-media di Jerman. Ibrahim berhasil memformulasikan persamaan untuk menyelesaikan perhitungan angka piramida dengan jumlah tidak terbatas.


Ibrahim, remaja santun yang juga aktif di berbagai kegiatan masjid ini mengundang decak kagum dari para pengajarnya di Jerman.

Seperti yang dilansir dari situs berita jerman www.derwesten.de, Kamis (25/2/2010) guru matematika dan pembimbing Ibrahim, Michael Wallau mengatakan muridnya adalah seorang yang luar biasa.

“Ini adalah temuan yang luar biasa bagi seorang remaja berusia 15 tahun, terlebih lagi ia menyelesaikan persamaan ini hanya disela-sela waktu luangnya,“ ujar Wallau pada derwesten.de.

Pada awalnya, Ibrahim hanya berniat membantu adik perempuannya menyelesaikan tugas sekolah tentang piramida. Persoalan ini pada intinya adalah menghitung jumlah angka pada elemen teratas suatu piramida.

Biasanya, persoalan ini diselesaikan dengan cara menjumlahkan satu persatu angka di setiap elemen penyusun paramida sehingga ditemukan jumlah total dalam piramida tersebut. Dengan rumus temuan Ibrahim, persoalan ini bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat tanpa harus menghitung satu persatu.

Berkat penemuannya ini, Ibrahim menjadi salah satu nominasi peneliti remaja terbaik tahun 2010 di Jerman. Selain itu, putra pasangan Bapak Budi Handoko dan Ibu Nuningsih ini, juga terpilih sebagai matematikawan terbaik dan berhak mewakili distriknya dalam olimpiade matematika di tingkat negara bagian.

*) Priyanto adalah Mahasiswa S3 Universität Duisburg-Essen Jerman
Selengkapnya...

Februari 20, 2010

Pemerintah Janji Tingkatkan Kesejahteraan Guru SLB


Surabaya - Pemerintah mulai tahun ini akan meningkatkan kesejahteraan guru di seluruh Sekolah Luar Biasa (SLB). Selain itu pemerintah juga memberikan insentif untuk SLB.


Guru SLB ini akan mendapatkan peningkatan kesejahteraan itu karena memerlukan keahlian khusus. Guru SLB berbeda dengan guru pada sekolah biasa.

"Tahun ini akan kami tingkatkan kesejahteraan untuk guru SLB," kata Menteri Pendidikan M Nuh kepada wartawan di ITS, Jalan Sukolilo, Sabtu (20/2/2010) siang.

Sekolah SLB juga akan mendapatkan insentif tersendiri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SLB. Hanya saja tidak dijelaskan model insentif yang akan diberikan itu.

Mantan Rektor ITS tidak menjelaskan besarnya anggaran yang akan diberikan untuk SLB. Namun SLB akan mengalami peningkatan kesejahteraan. "Saya lupa anggarannya namun insentif dan kesejahteraan guru akan ditingkatkan tahun ini," tandasnya.
(stv/wln)

Selengkapnya...

die casting

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

PESAN SINGKAT


ShoutMix chat widget

About Me

RUKMONO
specsifikasi; Lahir cilacap tinggi 172 berat 65 kg beban max 50 kg
Lihat profil lengkapku
 

Copyright © 2009 by RUKMONO